Selasa, 20 Maret 2012

Kehidupan Akhirat

Akhirat adalah dimensi fisik dan hukum-hukum dunia nyata yang terjadi setelah dunia fana berakhir. Bagi mereka yang beragama samawi meyakini bahwa kehidupan akhirat sebagai tempat dimana segala perbuatan seseorang di dalam kehidupan dunia ini akan dibalas.







Namun tidak sedikit juga orang yang meragukan akan adanya kehidupan akhirat (kehidupan setelah kematian). Mereka-mereka yang meyakini adanya kehidupan akhirat ada yang menyatakan: 'Mudahnya meyakini adanya kehidupan setelah kematian sama mudahnya dengan meyakini adanya hari esok setelah hari ini, adanya nanti setelah sekarang, adanya memetik setelah menanam'. Dengan meyakini adanya kehidupan akhirat setelah kehidupan didunia ini akan menjaga seseorang dari bertindak sesuka hatinya, karena ia yakin segala hal yang ia perbuat dalam kehidupannya sekarang akan dituainya kemudian di alam setelah kematian.

Akhirat (الآخرة) dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam baka (kekal) setelah kematian / sesudah dunia berakhir. Pernyataan peristiwa alam akhirat sering kali diucapkan secara berulang-ulang pada beberapa ayat di dalam Al Qur'an sebanyak 115 kali, yang mengisahkan tentang Yawm al-Qiyâmah dan akhirat juga bagian penting dari eskatologi Islam.

Akhirat dianggap sebagai salah satu dari rukun iman yaitu: Percaya Allah, percaya adanya malaikat, percaya akan kitab-kitab suci, percaya adanya nabi dan rasul dan percaya takdir dan ketetapan. Menurut kepercayaan Islam, Allah akan memainkan peranan, beratnya perbuatan masing-masing individu. Allah akan memutuskan apakah orang tersebut di akhirat akan diletakkan di Jahannam (neraka) atau Jannah (surga). Kepercayaan ini telah disebut sebelumnya sebagai Hari Penghakiman dalam ajaran Islam.

"Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara), dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." (QS Ghafir : 39)

Asal kata âkhirah (آخِرَة) adalah al-âkhir (الآخِر) yang berarti lawan dari al-awwal (الأوَّل) atau “yang terdahulu”. Kata itu juga be­rarti “ujung dari sesuatu”yang biasanya menunjuk pada jangka waktu. Penggunaan kata âkhirah di dalam Al-Quran menunjuk pada pengertian alam yang akan terjadi setelah berakhirnya alam dunia. Dengan kata lain, kata âkhirah merupakan antonim dari kata dunia (misalnya, di dalam Al-Baqarah 2:201 dan Al ‘Imran 3:152). Sejalan dengan pengertian asli kata âkhirah, yang merupakan lawan dari yang awal, Al-Quran juga menggunakan kata al-ûla (الأُوْلَى = yang pertama) untuk menunjuk pengertian dunia.

Bagi yang tidak meyakini akan adanya kehidupan akhirat yang kekal abadi, maka dalam hidupnya selama didunia akan berbuat atau melakukan apa yang dimau sesuai kemauannya dan sesuai prinsip hidupnya yang diyakini. Kehidupan akhirat adalah kehidupan kembali setelah kematian dan merupakan kehidupan dengan diterimanya reward dan punishment sesuai dengan prilaku amal perbuatan selama hidupnya didunia. Merupakan kehidupan diterimanya pahala dan siksa dari dampak amal perbuatannya selama hidupnya didunia. Kehidupan akhirat dengan kehidupan di sorga dan neraka.

Maka bagi yang meyakini akan kebenaran kehidupan akhirat, sudah tentu kelak diakhirat berharap pada dapatnya reward atau pahala dengan kehidupan di sorga. Namun tidak semua yang meyakini akan kehidupan di akhirat, mampu berperilaku atau berbuat hal - hal yang baik dan benar atau tepatnya menjalani kehidupan dengan sepenuhnya sesuai tuntunan yang menjadi perintah dan yang menjadi larangan Tuhan Rabbul aalamiin. Entah apakah hal itu terkait dengan kadar keimanan atau karena memang berpikiran pula semisal “Kehidupan di akhirat apa katanya nanti aah, yang penting selama hidup didunia ini nikmati saja sesuai yang dimau”

Dan sedang sesungguhnya, terkait dengan apa yang menjadi perintah dan larangan bagi kita manusia didunia ini, adalah juga dapat dirasakan dalam perjalanan hidup selama didunia yaitu adanya kebahagiaan atau keberuntungan atau keberhasilan atau ketentraman atau kedamaian lahir batin selama mampu mentaanti apa yang telah digariskan olehNya tentang perintah dan larangan dalam berprilaku atau beraktivitas.

Demikian sebaliknya , juga terasa adanya dampak penderitaan, ketersiksaan, kekalutan, kekurangan, ketidak puasan, kegelisahan jika senantiasa tidak mengindahkan apa yang menjadi perintah dan larangan-Nya. Jadi diduniapun sudah dapat dirasakan atau dibuktikan adanya reward dan punishment dari Tuhan Rabbul aalamin atas diri manusia sesuai amal perilakunya. Maka tentu kita berharap untuk selamat dan bahagia didunia serta selamat dan bahagia di akhirat kelak. Dijauhkan dari siksa api neraka. Aamiin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar