Qarun mempergunakan harta ini
dalam kesesatan, kezaliman dan permusuhan serta membuatnya sombong. Hal
ini merupakan musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah di kalangan
Bani Israil.Dalam memandang Qarun dan harta kekayaannya, Bani Israil
terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang yang
beriman kepada Allah dan lebih mengutamakan apa yang ada di sisi-Nya.
Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak
berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan,
kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan hartanya
di jalan Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang
lain.Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta
Qarun karena mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan
fondasi yang dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka
menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan
Allah kepadanya. Maka mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu.
Qarun
mabuk dan terlena oleh melimpahnya harta dan kekayaan. Semua itu
membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang
mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas
sedala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya
dalam hal yang bermanfaat, kabaikan dan hal yang halal karena semua itu
adalah harta Allah, ia justru menolak seraya mengatakan
"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku"
"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku"
Suatu hari, keluarlah ia kepada
kaumnya dengan kemegahan dan rasa bangga, sombong dan congkaknya. Maka
hancurlah hati orang fakir dan silaulah penglihatan mereka seraya
berkata, "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa diberikan kepada
Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang
besar."Akan tetapi orang-orang mukmin yang dianugerahi ilmu menasihati
orang-orang yang tertipu seraya berkata, "Kecelakaan yang besarlah
bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh…."
Berlakulah sunnatullah atasnya
dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka,
menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah
membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan
mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya
dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang
dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta
kekayaan dan perbendaharannya.
Tatkala Bani Israil melihat
bencana yang menimpa Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan
orang-orang yang beriman dan sabar. Adapun mereka yang telah tertipu dan
pernah berangan-angan seperti Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang
sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu mereka memuji Allah karena tidak
mengalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata, "Aduhai, benarlah Allah
melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari
hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula).
Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat
Allah)."
(QS Al Qashash : 82)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar