Kamis, 23 Februari 2012

Fastabiqul Khairat

“Dan bagi setiap orang ada memiliki arah yang dituju ke arah mana dia menghadapkan wajahnya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” ( Q.S Al Baqarah : 148 )

Di dalam ayat ini Allah telah menyatakan bahwa merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim supaya tegak dan teguh dalam melakukan kebaikan. dan tidak hanya sekedar maju dalam kebaikan, tetapi terus berupaya juga untuk saling mendahului satu dengan yang lain di dalam hal kebaikan. Sebab kebaikan itulah yang diantaranya membuat kita sebagai orang-orang yang paling baik.

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ-

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”. (Q.S 98:7)

Dalam hal antusiasme dalam kebaikan kita bisa melihat bagaimana para sahabat Rasulullah saw. Dalam satu riwayat dikatakan bahwa pada suatu saat para sahabah yang kurang dari segi harta hadir di hadapan Rasulullah saw dalam corak mengadu dan mengeluh, “Ya Rasulullah! sebagaimana kami melakukan salat seperti itulah orang-orang kaya melakukan salat. Sebagaimana kami melakukan puasa seperti itu pulalah orang-orang yang kaya melakukan puasa juga. Sebagaimana kami berjihad, seperti itu pulalah orang-orang kaya melakukan jihad. Tetapi ya Rasulullah ada pekerjaan lebih yang mereka kerjakan. Mereka memberikan sedekah dimana kami yang karena ketidakmampuan kami tidak dapat melakukan itu. Beritahukanlah kepada kami suatu metode yang dengan melakukan itu kami dapat menutupi kekurangan itu.” Beliau saw bersabda, “Setiap selesai salat bacalah subhanallah 33 kali dan 33 kali alhamdulillah dan 34 kali allahu akbar"

Sahabah ini sangat gembira bahwa kini ia dapat setarap dalam kebaikan-kebaikan dengan para hartawan. Mereka mulai mengamalkan sesuai dengan cara ini, tetapi sesudah beberapa hari orang-orang kaya juga mengetahui akan cara ibadat seperti itu dan mereka juga mulai membaca tasbih dan pujian seperti itu. Sahabah ini kembali hadir di hadapan Rasulullah saw lalu mereka mengeluh dan mengadu bahwa para orang kayapun kini mulai melakukan amal seperti ini juga dan mereka menyusul kami. Jadi Rasulullah saw bersabda bahwa apabila Allah memberikan taufik pada seseorang untuk melakukan kebaikan maka bagaimana saya bisa mencegahnya.

Jadi perhatikanlah bagaimana semangatnya mereka untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Diantara mereka banyak terdapat para pebisnis, para hartawan, tetapi dengan adanya perintah Allah ‘berlombalah dalam kebaikan-kebaikan’ maka sedemikian rupa mereka berlomba melakukan amal baik itu sehingga sama sekali tidak ada batasnya.

Kemudian perhatikanlah, bagaimana Allah menghargai kebaikan-kebaikan mereka baik secara personal sebagai individu, muapun berjemaah atau kedua-duanya. Allah memberikan pada mereka sedemikian banyak berkah dan rahmat.

Jadi sebagaimana dalam hadis ini di bawah kekuatan daya pensucian Rasulullah saw para sahabah, baik dia itu seorang yang kaya atau miskin mereka berupaya untuk mendahului satu sama lain dalam puasa, jihad, sedekah-sedekah dan segala bidang kebaikan mereka berupaya berlomba satu dengan yang lain dalam kebaikan.

Mereka juga merupakan sosok-sosok yang menunaikan haququllah dan haququl’ibaad. Dengan membelanjakan harta mereka sebagai sedekah mereka mengkhidmati makhluk-makhluk Allah. Maka sebagaimana antusiasme para sahabat dalam hal berlomba-lomba dalam kebaikan maka kitapun dituntut untuk memperlhatkan semangat yang sama.

Kemudian apa yang dimaksud dengan haququl’ibaad? Yaitu Berbuat baik pada keluarga dan kerabat dekat. Kemudian dari itu yang paling utama adalah menuanaikan hak-hak istri dan demikian pula istri-istri menunaikan hak suami-suami, suami istri menunaikan hak-hak keluarga dari kedua belah pihak, memperhatikan orang-orang miskin

Fastabiqul khoiroot adalah keistimewaan Islam

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ diantara setiap agama mempunyai keistimewaan-keistimewaan menonjol tetapi disana juga terdapat perbedaan bahwa agama-agama lain hanya menyeru orang kepada kebaikan, tetapi Islam menyeru kepada perlombaan. Pertama, adalah lakukanlah kebaikan dan kemudian berlombalah dalam kebaikan-kebaikan dan berupayalah satu dengan yang lain untuk saling menyusul dalam kebaikan. Disini Allah menggunakan kata perlombaan yang di dalamnya kendati tidak didapatkan arti kata cepat dan segera. Sebab, dari segi lughat andaikata dua orang berjalan lambat sekalipun tetapi satu dengan yang lain, saling mendahului maka mereka telah melakukan perlombaan. oleh sebab disini terdapat perintah bagi setiap orang untuk berlomba. Kini jika seorang dengan upayanya dia menyusul maka untuk yang lainpun terdapat juga perintah bahwa diapun juga harus menyusul ke depan. Maka apabila dia akan menyusul duluan dari itu maka akan timbul upaya orang yang duluan untuk menyusul lebih depan. Jadi oleh karena kepada setiap orang terdapat perintah untuk terdepan dalam kebaikaan-kebaikan, maka dengan demikian akan timbul sebuah perlombaan dalam melakukan kebaikan-kebaikan. Sebagaimana riwayat yang telah diterangkan diawal tadi bahwa para sahabah sangat risau bahwa kenapa si fulan mendahului kami.

Jadi, menjadi kewajiban bagi setiap mukmin bahwa sesuai dengan ajaran itu kita harus lebih maju dalam kebajikan-kebajikan dan berupaya untuk menuju kepada posisi di depan. Dan melakukan kebaikan dengan segenap kemampuan dan bakat kita dalam melakukan kebaikan-kebaikan. Di dalam diri setiap orang Allah telah meletakkan berbagai kemampuan yang berbeda. Sekurang-kurangnya seyogianya setiap orang berbuat sesuai dengan itu. Allah tidak mengatakan bahwa kalian harus mencapai segenap kebaikan dalam satu loncatan dan mencapai segenap standar yang tinggi kebaikan. Dia berfirman bahwa kesuksesan kamu terdapat di dalam upaya kamu yang terus menerus mengayunkan langkah-langkah kalian dalam kebaikan. Langkah kalian janganlah terputus. Kalian terus meninggalkan keburukan-keburukan itu di belakang dan kalian terus maju dalam kebaikan-kebaikan. Dan kemudian setiap orang lihatlah kepada orang-orang yang lebih banyak kebaikan-kebaikannya, lihatlah ke arah orang yang melakukan kebaikan. Inilah perintah yang dari mana akan timbul ruh perlombaan.

Dan dan yang tidak kalah penting disamping untuk saling mendahului dalam kebaikan-kebaikan, kita juga harus saling membantu satu sama lain. Seorang apabila sampai pada martabat kebaikan-kebaikan maka berupayalah juga untuk membawa yang lain bersamanya, sebab terdapat juga perintah bahwa apa yang kamu sukai untuk dirimu sukailah itu juga untuk orang lain. Jadi dengan demikian akan timbul suasana lomba dalam kebaikan-kebaikan. Dan sambil melihat satu dengan yang lain akan bangkit gairat untuk melakukan kebaikan, yang di dalamnya tidak akan ada rasa hasad dan iri. Tidak akan ada upaya untuk menimpakan kerugian pada orang lain,tetapi akan bangkit upaya untuk melakukan kebaikan.

Bagaimana bentuk kebaikan yang paling baik?

Berkenaan dengan Rasulullah saw tertera dalam sebuah hadis bahwa beliau bersabda, kebaikan yang terbaik adalah kebaikan yang manusia lakukan dengan tekun berada di dalamnya. Kondisi yang bercorak “pulang pergi” bukanlah yang hakiki bahkan itu merupakan pertanda orang sakit. Sebagaimana seorang yang berpenyakit gila tidak waras manakala dia tertawa maka dia akan terus tertawa dan apabila mulai menangis maka akan terus menangis,dan apabila mulai makan maka akan terus makan, jika dia tidur maka akan terus tidur dan jika mulai sadar atau jaga maka sampai berminggu-minggu ia tidak akan mengantuk. Di dalam semua perkara itu keinginannya tidak ikut campur dan dia tidak dapat dihukum karena suatu tidakannya. Tidak akan ada yang menanyakan padanya bahwa kenapa dia tertawa dan menangis

Demikian pula dalam kondisi keruhanian pada manusia datang waktu-waktu yang sedemikian rupa yang apabila karena pengaruh sesuatu dari luar atau akibat terjadi kekurangan pada sel saraf atau otak maka akan menyampaikan suatu kondisi khusus pada puncaknya. Jika dia mulai melakukan salat maka dia akan shalat terus menerus, tetapi beberapa hari kemudian dia tinggalkan shalat sama sekali. Dari itu jelas bahwa dia melakukan salatnya bukanlah merupakan indikator meningkatnya kondisi keruhanianya. Sebab jika demi untuk Tuhan dia melakukan salat maka dia tidak akan meninggalkannya. Itu merupakan sebuah penyakit sebagaimana adanya penyakit banyak makan dan penyakit banyak tidur. Demikian pula bisa ada penyakit banyak melakukan salat- salat.

Jadi kebaikan itu bukanlah kebaikan yang dilakukan untuk beberapa waktu sampai kelewat batas lalu dia tinggalkan. Tetapi kebaikan itu hendaknya dilakukan dengan tekad yang teguh, yang didalamnya terdapat keistiqomahan. Jadi lakukanlah kebaikan sesuai dengan kemampuan dan teruslah melangkah maju di dalamnya. Lakukanlah dengan dawam dan istiqamah.

Nasehat-nasehat Rasulullah dalam Berbuat baik

Rasulullah saw dalam berbagai riwayat telah menarik perhatian kita untuk melakukan beragam kebaikan bahwa bagaimana supaya kebaikan kebaikan-kebaikan itu mendatangkan keridhoan Allah taala. Beberapa hadis akan kami sampaikan disini.

Abu Ayyub r.a meriwayatkan bahwa seorang memohon kepada Rasulullah saw bahwa beritahukanlah resep pada saya yang dapat membawa saya ke surga. Beliau bersabda beribadahlah pada Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan siapapun. Lakukanlah salat berjamaah, bayarlah zakat, dan jalinlah ikatan silaturrahmi dengan keluarga dan berbuat baiklah dengan mereka.

Jadi syarat pertama untuk seorang mukmin adalah jangan menyekutukan Tuhan dengan siapapun. Janganlah pekerjaan, bisnis, dinas, istri, anak, dan hubungan-hubungan dunia dapat menjadi penghalang dalam hubungan dengan Allah. Jangan menjadi penghalang dalam mengamalkan hukum-hukum Allah dan sesudah itu perintah yang paling penting adalah laksanakanlah shalat dan bayarlah zakat. Disamping zakat melakukan pengorbanan harta (infaq fi sabilillah) juga merupakan satu perintah dari perintah -perintah yang mendasar. Di awal Al-Quran, Allah – sesudah kalimat

وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ berfirman: وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (mereka menafkahkan sebagian dari yang Allah rezekikan keada mereka). mereka itulah orang-orang mumin, merekalah orang-orang yang ikut bergabung dalam lomba melakukan amal-amal baik yang dari itu mereka membelanjakan harta mereka dijalan Allah yang Allah taala berikan kepada mereka.

Kemudian bersabda jalinlah ikatan tali silaturrahmi dan berbuat baiklah pada keluarga. Perhatikanlah mereka dan perhatikanlah juga perasaan-perasaan mereka dan perhatikanlah pula keperluan-keperluan mereka.

Kemudian tertera dalam sebuah riwayat bahwa Muaz r.a meriwayatkan bahwa saya memohon pada Rasulullah saw bahwa beritahukanlah pada saya amal yang dapat membawa saya ke surga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda bahwa kamu menanyakan hal yang sangat sulit. Tetapi jika Allah menganugerahkan taufik maka ini akan menjadi mudah juga. Bersabda: Beribadahlah engkau kepada Allah, janganlah menyekutukan siapapun dengan-Nya, laksanakanlah salat, bayarlah zakat dengan teratur, berpuasalah di bulan ramadhan dan jika ada bekal maka lakukanlah haji ke Baitullah; jika ada izin, fasilitas-fasilitas juga ada dan aman juga maka lakukanlah haji. Dengarlah, puasa adalah merupakan tameng untuk terhindar dari dosa-dosa. Sedekah sedemikian rupa memadamkan api dosa sebagaimana air memadamkan api. Salat pada pada pertengahan malam adalah merupakan faktor untuk meraih ganjaran yang besar. Kemudian beliau membaca ayat ini تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ -Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya untuk melaksanakan salat tahajjud, (Assajdah 16. Kemudian beliau bersabda: ‘Akar agama adalah Islam. Tiangnya adalah salat dan puncaknya adalah jihad. Dan berkenaan dengan ringkasan semua agama beliau sambil memegang lidah beliau sambil bersabda ‘tahanlah ini!

Riwayat ini memang hampir sama dengan riwayat pertama tadi, yakni, puasa di bulan Ramadhan dan haji. Kemudian oleh sebab di dalam diri beliau terdapat rasa antusiasme untuk menyuruh umat beliau memilih jalan yang lurus dan untuk menegakkan kebaikan – kebaikan karena itu banyak lagi hal- hal atau perkara perkara kebaikan yang beliau sendiri jelaskan dengan seterang-terangnya. Bahwa puasa melindungi kamu dari dosa-dosa, sedekah dan pengorbanan harta melindungi kamu dari api neraka, melakukan shalat tahajjud menjadi faktor meraih pahala yang sangat besar. Kemudian beliau memberitahukan bahwa puncaknya adalah jihad. Dan untuk konteks zaman sekarang jihad itu adalah jihad melawan hawa nafsu, menahan diri dari keburukan – keburukan lalu tetap tegak pada kebaikan – kebaikan, bahkan disini maksudnya adalah jihad saling berlomba satu dengan yang lain dalam kebaikan –kebaikan, jihad adalah jihad pengorbanan harta, jihad membungkam mulut lawan–lawan Islam dengan dalil-dalil.

Kemudian ringkasan agama yang beliau sabdakan adalah ucapkanlah senantiasa kalimah-kalimah yang baik, berilah ajaran yang baik. Janganlah pernah menyakiti seseorang dengan lidah kalian, dan janganlah menyakiti perasaan seseorang dengan mengatakan kata-kata yang pahit. Sebab perkataan kalian sendirilah yang membawa kalian ke dalam neraka.

Tertera dalam sebuah riwayat bahwa Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda bahwa ada lima hak orang muslim pada orang Muslim lainnya. Menjawab salam, menjenguknya jika dia sakit, jika meninggal maka ikut dalam acara jenazahnya, menerima undangannya dan jika dia bersin lalu mengatakan alhamdulillah maka jawabannya adalah membaca doa yarhamukallah.

Ada satu hal yang lebih dalam satu riwayat bahwa apabila engkau menemuinya maka katakanlah salam padanya dan jika dia meminta musyawarah yang baik padamu maka berilah musyawarah penuh rasa simpati dan berilah padanya musyawarah yang baik.

Jadi, inilah merupakan cara untuk mengembangkan kebaikan dan cara maju dalam perlombaan yang Rasulullah saw telah ajarkan kepada kita. Jika itu direnungkan maka lihatlah dengan mengamalkan hal-hal itu akan lahir masyarakat yang indah, yang merupakan masyarakat yang hanya terdiri dari orang-orang yang melakukan kebaikan. Yang merupakan masyarakat yang menyebarkan kebaikan, yang merupakan masyarakat yang maju dalam kebaikan-kebaikan. Dimana mereka satu dengan yang lain saling mendoakan, dan mereka satu dengan yang lain saling memberikan musyarawarah yang berasas pada rasa simpati dan memberikan musyawarah yang baik. Sambil menggandeng tangan orang yang terbelakang dalam kebaikan-kebaikan untuk ikut serta bersama mereka.

Kemudian tertera dalam sebuah riwayat bahwa bersumber dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang utama dalam suatu kebaikan di jalan Allah maka dia akan dipanggil masuk ke dalam surga melalui pintu kebaikan itu. Dia akan dipanggil, hai hamba Allah! pintu ini adalah lebih baik bagimu masuklah melalui ini. Jika dia merupakan orang yang istimewa dalam perihal salat maka dia akan dipanggil dari pintu salat. Jika dia istimewa dalam perihal jihad maka dia akan dipanggil melalui pintu jihad. Jika dia istimewa dalam perihal puasa maka dari pintu puasa dan jika dia istimewa dalam sedekah maka dia akan dipanggil dari pintu sedekah. Mendengar sabda Rasulullah saw ini Abu bakar bertanya, hai Rasul Allah ! ibuku berkurban untukmu barangsiapa yang dipanggil dari suatu pintu maka dia tidak mementingkan pintu yang lain lagi, tetapi mungkin kemudian akan ada yang bernasib mujur yang akan mendengar suara yang memanggilnya dari semua pintu ? Beliau bersabda: Ya, dan saya mengharapkan bahwa kamupun termasuk dari antara orang yang bernasib mujur itu.

Jadi inilah sikap dan keinginan orang yang berlomba dalam kebaikan-kebaikan yang sejati bahwa kiranya mereka masuk dari setiap pintu. Dan seyogianya harus berupaya supaya semua kebaikan dilakukan. Sebab di sebuah hadis yang lain ada juga tertera bahwa neraka jahannam juga mempunyai beberapa pintu dan pintu-pintu jahannam dapat menjadi penghalang bagi orang-orang yang berdosa untuk masuk ke dalam surga.

Kemudian tertera dalam sebuah riwayat bahwa ada seorang datang dihadapan Rasulullah saw dan berkata: Hai Rasul Allah! sedekah apa yang paling besar dari segi ganjaran? Beliau bersabda: sedekah yang paling besar adalah bahwa kamu memberikan sedekah dalam keadaan kamu sehat dan kamu perlu terhadap harta dan kamu dalam keadaan sangat menginginkan sekali. Pada saat takut pada kemiskinan dan mengingikan kesejahteraan. Janganlah kamu berlama-lama untuk melakukan sedekah sedemikian rupa sehingga nyawa berada di tenggorokan lalu kamu mengatakan bahwa saya akan memberikan si fulan dan si fulan sekian. Padahal kini harta itu bukan lagi milik kalian itu kini telah menjadi milik si fulan. Yakni orang yang meninggal sudah tidak punya wewenang lagi atas hal itu.

Semoga Allah menganugerahkan taufik pada kita supaya kita jangan hanya menjadi orang yang mengupayakan kebaikan bahkan dengan berupaya berlomba dalam kebaikan itu kita juga meraih tingkatan ketakwaan yang tinggi. Setiap ucapan kita, setiap pekerjaan kita, duduk dan bangun kita sesuai dengan keridhoan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar