~:*Keutamaan Menjaga Lisan..~
Memang lisan tidak bertulang.
Apabila keliru menggerakkannya akan mencampakkan kita dalam murka Allah yang berakhir dengan neraka-Nya.
Lisan akan memberikan ta’bir (mengungkapkan) tentang baik-buruk pemiliknya.
Inilah ucapan beberapa ulama tentang bahaya lisan:
1. Anas bin Malik : “Segala sesuatu akan bermanfaat dengan kadar
lebihnya, kecuali perkataan. Sesungguhnya berlebihnya perkataan akan
membahayakan.”
2. Abu Ad-Darda’ : “Tidak ada kebaikan dalam
hidup ini kecuali salah satu dari dua orang yaitu orang yang diam namun
berpikir atau orang yang berbicara dengan ilmu.”
3. Al-Fudhail : “Dua perkara yang akan bisa mengeraskan hati seseorang adalah banyak berbicara dan banyak makan.”
4. Sufyan Ats-Tsauri : “Awal ibadah adalah diam, kemudian menuntut
ilmu, kemudian mengamalkannya, kemudian menghafalnya lantas
menyebarkannya.”
5. Al-Ahnaf bin Qais : “Diam akan menjaga
seseorang dari kesalahan lafadz (ucapan), memelihara dari penyelewangan
dalam pembicaraan, dan menyelamatkan dari pembicaraan yang tidak
berguna, serta memberikan kewibawaan terhadap dirinya.”
6. Abu
Hatim : “Lisan orang yang berakal berada di belakang hatinya. Bila dia
ingin berbicara, dia mengembalikan ke hatinya terlebih dulu, jika
terdapat (maslahat) baginya maka dia akan berbicara. Dan bila tidak ada
(maslahat) dia tidak (berbicara). Adapun orang yang jahil (bodoh),
hatinya berada di ujung lisannya sehingga apa saja yang menyentuh
lisannya dia akan (cepat) berbicara. Seseorang tidak (dianggap)
mengetahui agamanya hingga dia mengetahui lisannya.”
7. Yahya
bin ‘Uqbah: “Aku mendengar Ibnu Mas’ud berkata: ‘Demi Allah yang tidak
ada sesembahan yang benar selain-Nya, tidak ada sesuatu yang lebih
pantas untuk lama dipenjarakan dari pada lisan.”
8. Mu’arrifh
Al-‘Ijli : “Ada satu hal yang aku terus mencarinya semenjak 10 tahun dan
aku tidak berhenti untuk mencarinya.” Seseorang bertanya kepadanya:
“Apakah itu wahai Abu Al-Mu’tamir?” Mua’arrif menjawab: “Diam dari
segala hal yang tidak berfaidah bagiku.”
(Raudhatul ‘Uqala wa Nuzhatul Fudhala karya Abu Hatim Muhamad bin Hibban Al-Busti, hal. 37-42)
Buah Menjaga Lisan
Menjaga lisan jelas akan memberikan banyak manfaat. Di antaranya:
1. Akan mendapat keutamaan dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Al-Bukhari no. 6090 dan Muslim no. 48)
2. Akan menjadi orang yang memiliki kedudukan dalam agamanya.
Dalam hadits Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam ketika ditanya tentang orang yang paling utama dari orang-orang
Islam, beliau menjawab:
“(Orang Islam yang paling utama adalah) orang yang orang lain selamat dari kejahatan tangan dan lisannya.”
(HR. Al-Bukhari no. 11 dan Muslim no. 42)
Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali mengatakan: “Hadits ini menjelaskan
larangan mengganggu orang Islam baik dengan perkataan ataupun
perbuatan.” (Bahjatun Nazhirin, 3/8)
3. Mendapat jaminan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk masuk ke surga.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits dari Sahl bin Sa’d :
“Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang berada di antara dua
rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku
akan menjamin baginya al-jannah (surga).”
(HR. Al-Bukhari no. 6088)
Dalam riwayat Al-Imam At-Tirmidzi no. 2411 dan Ibnu Hibban no. 2546, dari shahabat Abu Hurairah ra. ,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang dijaga oleh Allah dari kejahatan apa yang ada di
antara dua rahangnya dan kejahatan apa yang ada di antara dua kakinya
(kemaluan) maka dia akan masuk surga.”
4. Allah akan mengangkat derajat-Nya dan memberikan ridha-Nya kepadanya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits dari Abu Hurairah ra. :
“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat dari apa yang
diridhai Allah yang dia tidak menganggapnya (bernilai) ternyata Allah
mengangkat derajatnya karenanya.”
(HR. Al-Bukhari no. 6092)
Dalam riwayat Al-Imam Malik, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dan
dishahihkan oleh Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali dalam Bahjatun
Nazhirin (3/11),
dari shahabat Bilal bin Al-Harits Al-Muzani bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhai
oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang
ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridhaan baginya pada hari
dia berjumpa dengan Allah.”
Demikianlah beberapa keutamaan menjaga lisan.
Semoga kita diberi kemampuan oleh Allah untuk melaksanakan perintah-Nya
dan perintah Rasul-Nya dan diberi kemampuan untuk mengejar keutamaan
tersebut.
Wallahu a’lam~
Salam santun Uhibukum Fillah ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar