Sabtu, 18 Februari 2012

Kemarahan 4 Unsur Menjaga Keseimbangan


Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu[1] atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain (2) Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahaminya" Al An'aam : 65

1. Kehancuran demi kehancuran terjadi tiada henti  Api = kebakaran dimana - mana, Angin = mengamuk dimana - mana, Air = banjir dimana - mana, Tanah = gempa dimana - mana

2. Cekcok , pertengkaran , permusuhan , perebutan kekuasaan , harta , sengketa seolah tiada henti.

Manusia sebagai mikrokosmos mempunyai 4 unsur pembentuk manusia yang masing-masing memiliki energi. Api bersifat selalu tegak dan membakar, Watak manusia yang dipengaruhi oleh sifat api adalah ambisi, semangat, keserakahan, passion. Air bersifat selalu turun dan memadamkan. Watak manusia yang dipengaruhi oleh sifat air adalah sabar, mengalah, rendah hati. Udara atau angin bersifat merobohkan. Watak manusia yang dipengaruhi oleh sifat udara adalah dominasi, kekuasaan. Tanah bersifat diam atau tenang. Watak manusia yang dipengaruhi oleh tanah adalah ketenangan.

Sang Avatar harus memiliki keempat sifat tadi dan harus berimbang dan memang sejatinya adalah diciptakan untuk bagaimana membuat keempat unsur kehidupan tadi bisa berimbang.

Dalam Islam, menurut mereka yang telah mengalami / menempuh jalan yang tinggi terutama yang pernah belajar tarekat / hakekat / entah apapun itu namanya. unsur-unsur kehidupan tadi disimbolkan pada sholat lima waktu. Yaitu berdiri sebagai simbol api, ruku sebagai simbol udara atau angin (yang berarti merobohkan), sujud sebagai simbol air yaitu turun dan duduk sebagai simbol tanah yang berarti diam atau tenang. seandainya keempat unsur ini tidak dimiliki secara seimbang , Misalnya unsur api yang terlalu dominan tentunya akan menjadi orang yang mudah marah namun positifnya adalah ambisi, passion yang besar, Jika unsur air yang dominan maka ada kecenderungan untuk selalu mengalah tapi positifnya adalah sabar.

Idealnya semua harus seimbang, dominasi api lawannya air, dominasi udara lawannya tanah. Semua ada pasangannya, semua ada lawannya seperti prinsip Yin Yang, keseimbangan dalam dualitas. Api kecil jadi mainan, api besar jadi lawan, udara kecil jadi kesejukan, namun udara besar bisa memporak porandakan, air tenang menyenangkan, namun begitu menjadi ombak yang besar seperti tsunami bisa membinasakan, tanah tempat tumbuh tumbuhan, begitu longsor bisa membahayakan.

Unsur air mendominasi kurang lebih 70% dalam tubuh kita. Ini berarti manusia sangat berkaitan dengan energi yang berhubungan dengan air. Jika anda memahami unsur air dalam diri anda, maka segala tingkah laku, pola pikir dan pola gerak anda memang mengacu kepada konsep air.

Unsur yang kedua adalah unsur tanah, manusia berasal dari tanah dan akan kembali ketanah. Ini berarti energi yang terdapat pada tanah berkolaborasi menghasilkan netralisasi. Tanah dipercaya sebagai lahan yang siap ditanami oleh tanaman yang menghijaukan dan menghasilkan. Seorang manusia merupakan lahan subur yang potensial untuk ditanami dengan unsur kebaikan seperti layaknya tanah yang ditanami oleh tanaman yang indah dan bermanfaat.

Unsur ke Tiga adalah api kadang dianggap sebagai perusak, karena identik dengan marabahaya atau unsur negatif. Tetapi perlu diingat bahwa tanpa unsur api maka manusia hanyalah makhluk yang pasif, hal ini dikarenakan ia tidak memiliki keinginan atau harapan-harapan. Keinginan dan harapan tidak akan bergulir begiu saja tanpa adanya semangat,  inilah yang kita sebut dengan Api.

Unsur yang ke Empat adalah Udara, sangat berkoloborasi dengan Api atau dapat juga sebagai musuh dari unsur Api. Sebagai contoh Api hanya bisa menyala jika terdapat oksigen yang menyertainya. Tetapi dengan tiupan yang mengandung karbon dioksida maka api dapat langsung padam dengan seketika. Inilah yang disebut sebagai pisau bermata dua. Udara dapat dikatakan sebagai pisau bermata dua, ia bisa menghidupkan atau bisa mematikan. Unsur udara yang ada didalam diri manusia inilah yang dapat berimplikasi baik positif maupun negatif. 





Sehingga banyak dari orang yang terlalu mengumbar amarahnya maka dapat mengganggu pekerjaannya (unsur tanah) maupun ketenangan di dalam hati dan pikirannya (unsur air). Konsep pengendalian amarah biasanya dapat dilakukan dengan teknik yang sangat mudah dan efektif yaitu dengan sisi udara yang kita sebut dengan karbondioksida, pertama-tama hembuskan nafas kita perlahan-lahan, atur nafas sebaik mungkin, dengan pengaturan nafas yang baik maka terjadi harmonisasi antara unsur udara dengan unsur air yang ada di diri manusia, sehingga dapat meredam api yang mulai menggejolak yang pada akhirnya dapat padam dengan sendirinya.

Dalam makrokosmos ( Alam Raya ) 4 unsur harus seimbang begitu juga mikrokosmos (jagad kecil dalam diri) dan tugas manusia adalah menjaga keseimbangan yang telah Allooh Subhanahu Wata'ala ciptakan di muka bumi. manusia sebagai wakil Allooh Subhanahu Wata'ala dimuka bumi pada masanya memang diberikan Amanat oleh Allooh Subhanahu Wata'ala untuk memimpin Jagad Raya sesuai dengan aturan - aturan yang telah ditetapkan-Nya, ketika manusia sudah tidak lagi mengindahkan aturan - aturan dari Sang Pencipta maka yang terjadi adalah kemarahan dari berbagai unsur yang ada di alam raya yang akan menghancurkan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar